Selasa, 26 Februari 2013

The history of tetris

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/39/Tetrominoes_IJLO_STZ_Worlds.svg/360px-Tetrominoes_IJLO_STZ_Worlds.svg.png
 



 Siapa yang tak tahu game tetris?. hampir semua orang di dunia ini pasti tahu game yang sangat terkenal ini, game yang berbasis brain game ini adalah game kuno yang sangat mengasyikan, di dalam game ini, kita harus bisa menyusun truktur bangunan ke dalam suatu formasi bangunan lain agar bisa saling mengunci dan kemudian mendapatkan nilai untuk dapat naik ke level berikutnya.

Tetris adalah permainan teka-teki bangunan yang pertama kalinya didesain oleh Alexey Pajitnov pada bulan Juni 1985, saat itu, ia masih bekerja di Pusat Komputer Dorodnicyn di Akademi Sains Uni Soviet di Moskow, nama tetris sendiri diambil dari bahasa numerik yunani, yaitu tetra yang artinya empat. Empat sendiri adalah jumah susunan balok yang bisa diubah-ubah ke dalam berbagai bentuk untuk selanjutnya disusun oleh si pemain untuk dapat saling terkunci.


Pada dasarnya, ada 7 jenis formasi balok yang ada di dalam game tetris, yaitu balok I, J, L, O, S, I, dan Z. balok-balok tersebut diberi nama demikian karena memang bentuknya mirip dengan hurup tersebut, untuk lebih jelasnya, silahkan lihat gambar di bawah ini.



Permainan tetris ini sukses setelah dirilis oleh gameboy pada tahun 1989, setelah itu, permainan ini mulai dirilis ulang oleh berbagai perusahaan game dunia seperti nintendo, playstation, office game, dan perusahaan-perusahaan game ternama lainya. walaupun sudah berusia sangat lama, tapi permainan ini tetap menjadi primadona di mata gammer-gammer dunia, menurut mereka, game ini adalah game yang banyak menguras otak dan mengasah cara pandang ruang otak seseorang.

makin lama, pola permainan game ini makin beragam, jika pada versi awalnya, game ini hanya menggunakan sistem penilaian berdasarkan bangun ruang yang disusu, tapi lama kelamaan, mulai banyak versi tetris yang juga menggunakan penilaian berdasarkan keserasian warna.

http://2.bp.blogspot.com/_6wWAvMOB4eQ/TCRF4JkDWyI/AAAAAAAACNY/sbRXnmJgzy0/s1600/untitled.PNG

Pada berita Electronic Gaming Monthly ke-100, Tetris berada pada urutan pertama pada "Permainan Terbaik Sepanjang Masa". dan Pada tahun 2007, Tetris berada di urutan kedua pada "100 Permainan Terbaik Sepanjang Masa" menurut IGN.

Source :

>> http://sekedar-tahu.blogspot.com/
Read More

The History of Shoes Football



Sepatu bola adalah salah satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang pemain sepak bola, Karena sepatu bola adalah salah satu hal yang menentukan permainan sepak bola seorang pemain. Dan asal kamu tahu, ternyata penggunaan sepatu sepak bola mempunyai sejarah dan asal-usul yang panjang.

Dulu pada masa awal sepakola diperkenalkan di Inggris (sekitar pertengahan abad 18), pemain bola boleh mengenakan kasut jenis apa pun di lapangan. Sepatu dengan alas polos dan sering dipakai untuk kerja pun diperbolehkan. Sepatu wanita dengan hak agak tinggi bahkan pernah digunakan lelaki di lapangan hijau.



Kemudian, keluarlah peraturan FIFA pada 1863. Salah satunya berbunyi, "Yang tidak memakai paku menonjol, lempengan besi, atau getah karet pada sol sepatunya diperbolehkan bermain”.

Aturan itu memunculkan gairah tukang sepatu di Inggris dan Eropa untuk membuat sepatu khusus sepak bola. Sebelum industri massal dimulai, tukang sepatu kebanyakan membuatnya dalam skala rumah tangga.

Pada 1895, Joe dan Jeff Foster mendirikan J.W. Foster and Sons di Bolton, Inggris, sebelum mengubahnya menjadi Reebok pada 1958. Sejak Januari 1905, Herman Jansen membuat toko sekaligus bengkel kasut di rumahnya di Kota Hengelo, Provinsi Gelderland, Belanda timur. Pada tahun yang sama, muncul pula pembuat sepatu Gola di Inggris.

Industri sepatu kian menggeliat ketika adik-kakak Adolf dan Rudolf Dassler membuka pabrik dengan nama Gebruder Dassler Schuhfabrik pada 1924. Dua bersaudara itu akhirnya pecah kongsi pada 1947. Adolf membentuk Adidas dan Rudolf menelurkan Puma.

Mulai tahun 1910-an, sepatu dengan nama Cup Final Specials mendunia berkat "gigi-gigi" kayu di bagian bawah agar pemain mudah mencengkeramkan kakinya ke tanah. Ujung sepatu dibuat dengan pola anyaman agar pemain mudah menggerakkan jari kakinya selama mengontrol bola. Bentuk gigi itu seperti tabung dengan tiga paku kecil berujung tajam. Pemain harus memakukkan "kuku" itu ke sol dengan palu kecil.

Ukuran gerigi itu pun bervariasi. Pemain akan memilih gigi lebih panjang untuk bermain di lapangan becek agar tidak mudah terpeleset. Salah satu tugas wasit dan asistennya adalah mengecek sol itu sebelum pemain masuk ke lapangan. Jika gigi sepatu terlalu tajam dan menonjol, pemain tak diperbolehkan masuk.


Kasut-kasut masa silam itu dibuat dari bahan kulit tipis tapi berat. Modelnya berupa lars panjang atawa boot agar bisa melindungi engkel pemain dari sepakan lawan. Sepatu baru umumnya keras dan kaku sehingga sering membuat kaki pemakainya cedera. Agar lebih lentur dan enak dipakai, sepatu direndam dulu selama beberapa jam sebelum dikenakan, lalu dijemur sebentar agar kandungan air tidak memberatkan sepatu.

Di era 1920-an, sepatu bola mulai diproduksi secara massal. Salah satu yang terkenal di era itu adalah Manfield Hotspur. Sepatu kulit ini tidak hanya diproduksi untuk pemain dewasa, tapi juga untuk semua umur termasuk anak-anak.

Sepuluh tahun kemudian, muncullah variasi warna tali sepatu. Selain hitam, ada pula putih, merah, dan lainnya. Di lapangan, pemain kerap menggonta-ganti tali ini karena proses rendam-jemur sepatu membuat tali mudah rusak.

Pada 1951, perusahaan sepatu mulai mengendus bisnis baru. Mereka mencatut nama pemain terkenal untuk nama produknya. Bintang Inggris saat itu, Stanley Matthews, menjadi nama sepatu keluaran CWS. Ia mencatatkan diri sebagai pemain pertama yang disewa sebagai bintang iklan sepatu. Maka, dimulailah komersialisasi sponsor oleh produsen sepatu kepada pemain, yang saat itu mendapat gaji maksimal 20 poundsterling.

Selain Matthews, pemain-pemain lain mulai mendapat tempat khusus di hati produsen. Sepatu Bobby Charlton, contohnya, beredar pada 1964. Dua tahun kemudian, muncul kasut bernama Pele, yang dibuat sesuai tuntutan gaya main lincah ala pemain Brasil itu.

Matthews juga menjadi salah satu pengguna sepatu Continental, seri terbaru dari Manfield Hotspur dan dikenakan pemain-pemain di Eropa serta Brasil. Sepatu ini dibuat pada 1950-an hingga 1960-an. Pada masa itu, sol sepatu juga dibuat dengan bahan karet, plastik, atau logam dengan pengait sekrup.

Selama itu sepatu sepak bola identik dengan kombinasi warna hitam atau cokelat dengan strip putih. Puma pernah membuat sepatu putih pada 1958, tapi baru dipertontonkan oleh pemain Inggris, Alan Ball, satu dekade kemudian. Kelir lain mulai bermunculan pada 1998, salah satunya dikenakan oleh pemain Maroko, Moustafa Hadji.

Pada 1995, mantan pemain Liverpool, Craig Johnston, mendesain sepatu bernama Predator yang diproduksi oleh Adidas. Sepatu ini menggunakan kulit kanguru sebagai lapisan luarnya yang diklaim mempermudah lengkung arah bola. Klaim ini membuat sepatu itu laris manis dan antara lain dipakai eksekutor seperti Zinedine Zidane, David Beckham, dan Steven Gerrard.

Saat ini produsen membuat beragam sepatu dengan teknologi mutakhir sesuai kebutuhan pemakainya. Bentuk, desain, dan bahannya dibuat agar pemain bisa menggerakkan kakinya senyaman mungkin dan aman. Kuku-kuku di solnya pun tak selalu berjumlah sama satu dengan yang lain. Gigi-gigi yang awalnya berbentuk bulat berubah menjadi pilih dan ini sering dianggap gampang melukai lawan.



Source :

 
>> http://sibukforever.blogspot.com/2012/04/asal-usul-sejarah-sepatu-sepak-bola.html

Read More